Sekitar 3 hari yang lalu dapat inbox dari salah satu wartawan koran lokal "Slamet Harmoko", beliau adalah wartawan yang berasal dari desa Amin jaya. Beliau bilang ke saya, ' di, ini aku ada file berita lama ttg bio gas pak sapoan ', sontak saya pun terkejut, setelah dikirim ternyata Sapoan yang di maksud adalah salah seorang warga amin jaya, yang dengan kreatif membuat biogas dari kotoran ternak. Maklum saya kan belum genap 2 tahun tinggal di sini, meskipun asli sini.heheheh. Saya berfikir ternyata masyarakat amin jaya banyak yang kreatif. mungkin saja selama ini kurang publikasi saja. mungkin dengan adanya sebuah media online alias website desa ini, potensi- potensi yang ada di desa tercinta ini bisa di kembangkan dan di publikasikan, sehingga pemerintah daerah bisa melihat perkembangan yang ada. Seperti halnya beberapa minggu lalu, Desa Amin Jaya tercinta ini menjadi wakil Kalimantan Tengah dalam Lomba BUMDes Tingkat Nasional. dan Alhamdulillah dapet nominasi salah satu desa yang Kreatif, klik disini. nahhhhhh looooo..... KREATIF. sengaja saya kasih bold biar jelas...hehehhe. Ternyata dugaan saya benar, di desa amin jaya ini banyak yang kreatif. sepertinya saya perlu keliling nih untuk mencari masyarakat yang kreatif - kreatif.

Monggo di simak artikel dari mas Slamet yang dulu pernah beliau masukkan dalam koran.

           Mahalnya harga eceran minyak tanah di Kotawaringin Barat khususnya di wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng yang mencapai Rp 9000 perliter membuat Sapoan (48) warga Rt 05 Desa Amin Jaya Kecamatan Pangkalan Banteng mengabila jalan pintas dan memutuskan untuk menggunakan kotoran sapi peliharaannya diolah menjadi biogas. Ia dan keluarga bisa berhemat untuk pembelian minyak tanah yang selain mahal, terkadang juga langka di pasaran.

               Menurut Sapoan sekitar dua bulan silam, saat kelangkaan mitan terjadi di Pangkalan Banteng, Ia yang memiliki tiga ekor sapi ini merasa kewalahan memanfaatkan kotoran sapi peliharaanya.Karena selain untuk pupuk, tidak ada lagi manfaat yang bisa diambil dari kotoran yang beraroma menyengat tersebut.Pemanfaatan kotran sapi tersebut bisa jadi yang pertama untuk wilayah kecamatan Pangkalan Banteng

Bermodalkan 4 juta rupiah putuskan untuk  memanfaatkan tanah pekarangannya dibuat sumur atau tempat pengolah kotoran sapi (jawa : tlethong) guna menghasilkan biogas untuk kebutuhan rumah tangganya.

“Waktu itu, minyak tanah pernah langka mas di Amin Jaya ini.Akhirnya tanpa pikir panjang langsung saya putuskan untuk membuat biogas ini. Dalam sekali isi, gas yang dihasilkan bisa untuk keperluan kurang lebih 5 hari.Selain Gas untuk memasak, manfaat lainnya adalah sisa kotoranya yang berupa cairan bisa menjadi pupuk organik,” ujarnya.

Foto : Sapoan menyalakan kompor berbahan bakar gas dari kotoran sapi
       Lokasi penampungan gas dari kotoran sapi, Sisanya yang berupa cairan bisa menjadi pupuk organik

Dengan bantuan Sapri yang merupakan saudaranya dari lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ternyata sudah berpengalaman membuat sumur pengolah limbah kotoran sapi menjadi biogas.Dijelaskannya hanya dengan lubang sedalam 1,5 meter dengan lebar 2 meter berbentuk lingkaran yang telah dicor, sudah mampu menhasilkan gas yang diapaki berhari-hari. Untuk menampung gas methan yang keluar dari proses pembusukan kotoran sapi tersebut dibuatlah tutup yang didesain seperti kubah masjid.

“Ini saya kerjakan sendiri dengan bantuan Sapri, yang paham betul tentang pembuatan biogas ini.” terangnya.

Hanya dengan instalasi sederhana, gas yang dihasilkan disalurkan menggunakan pipa paralon ukuran 0,5 inci menuju dapur dengan kompor gas satu tungku yang siap diapaki kapan saja.Dikatakannya kini, berkat adanya biogas ini setiap bulannya Ia sekarang bisa lebih berhemat dan uangnya bisa digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.

“Masuk ke dapur dengan pipa air biasa yang harganya cukup murah dan mudah didapat.Dan keuntungannya selain bisa berhemat, sumber penghasil gasnya akan tetap tersedia selama saya masih memelihara sapi, dan dan kedepannya saya juga akan menambah sapi lagi,” pungkasnya. (sla)

Ada 2 Komentar

---

---